KEPEDULIAN TERHADAP SAMPAH MULAI LUNTUR


Created At : 2015-02-23 01:43:21 Oleh : bagian humas Bagian Humas dan Protokol Dibaca : 140

 

 

Kota Mugkid, (humprot). Ditengah-tengah masyarakat kita, rasa kepedulian terhadap sampah sudah mulai luntur. Sering kita temukan di sudut-sudut kota dan desa, banyak sampah yang berserakan dan menumpuk tanpa ada yang memperdulikannya.   Sehingga   kesan  kumuh dan kotor menjadi hal yang sudah biasa kita hadapi sehari-hari.” Kata Bupati Magelang Zaenal Arifin SIP, dalam sambutan Sarasehan Hari Peduli Sampah 2015 yang dibacakan oleh Plt Sekda Agung Trijaya SH MH, bertempat di Joglo Jeep, Gunung Pring Muntilan.

Kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran, tragedi longsornya sampah di Desa Leuwigajah, Cimahi, Provinsi Jawa Barat pada tanggal 21 Februari 2005. Musibah yang menewaskan 143 orang dan menimbun 137  rumah, akibat longsoran sampah setinggi 30 meter yang menimpa rumah warga disekitar penimbunan sampah. bahwa sampah yang tidak dikelola  dengan baik, suatu saat akan menimbulkan masalah bahkan musibah bagi manusia.

Berdasarkan data yang ada di Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Magelang rata-rata jumlah sampah yang dihasilkan per orang dewasa adalah 0,3 kg/hari, apabila jumlah penduduk Kabupaten Magelang sebesar 1,2 juta jiwa, maka sampah yang dihasilkan sebesar 360.000 kg/hari atau 360 ton sampah/hari. Suatu jumlah yang sangat besar dan sering tidak kita bayangkan.

“Oleh karena itu dengan  melihat permasalahan sampah ini, mulai hari ini kita harus segera merubah paradigma atau cara memandang kita terhadap sampah. Yang semula tidak berguna, kita ubah menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk kehidupan kita” ajak Bupati.

Mengurangi timbunan sampah supaya tidak semakin banyak, memerlukan  strategi yang tepat. Hal ini penting, karena dalam penanganan sampah tidak hanya semata fokus pada volume sampah, namun juga mempertimbangkan dampak sosial maupun lingkungan di sekitar lokasi penimbunan.

Disamping itu, upaya penanganan dan pengelolaan sampah memerlukan kerjasama yang sinergis antara Pemerintah, Masyarakat, Akademisi, LSM dan pihak swasta/pengusaha.

Langkah sinergis ini bisa diawali dari merubah perilaku warga masyarakat terhadap sampah dengan memilah sampah organik dan anorganik, melalui berbagai macam kegiatan seperti penyuluhan, sosialisasi, ataupun pelatihan yang dilakukan oleh institusi pendidikan, akademisi maupun LSM.

Dan yang tidak kalah penting juga, adalah menggalakkan pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga melalui Bank Sampah, karena dari rumah tangga inilah awal munculnya permasalahan sampah.

Dalam rangka mendukung upaya tersebut, sejak dini kita harus benar-benar melakukan pengelolaan sampah dengan baik dan benar, karena salah satu kriteria terpenting dalam penilaian Adipura Tahun 2017 adalah mengenai pengelolaan sampah.

Perlu juga saya tekankan, bahwa permasalahan sampah bukan hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah semata, namun peran serta dan dukungan dari seluruh komponen masyarakat juga sangat diperlukan, dalam rangka meraih Piala Adipura serta demi terciptanya lingkungan yang bersih, sehat dan nyaman.

Sri Murni Ediyati SH, Ketua Penyelenggara Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan  (PPL)  Badan Lingkungan Hidup ( BLH) Kabupaten Magelang ,mengatakan kegiatan Peringatan Hari Ppeduli Sampah diawali dengan kegiatan kerjabakti 0leh SKPD, masyarakat ,TNI, Siswa, Kelompok peduli lingkungan Dll, disekitar Balai Desa Gunung Pring, dilanjutkan pengolahan sampah, pameran produk hasil olahan sampah dilanjutkan Sarasehan.

 

GALERI FOTO

Agenda

Tidak ada acara